5 Cara Mengajarkan Keuangan Kepada Anak
1. Ajarkan Berbagi
Apabila anak Anda tidak terbiasa berbagi, maka ini adalah pertanda buruk. Setiap agama saja selalu mengajarkan umatnya untuk berbagi.
Lalu, kenapa orang tua sendiri tidak mengajarkan hal itu? Biasakan agar anak mau menyisihkan sejumlah uang. Lalu, memberikannya kepada orang lain.
Pelajaran berbagi dengan orang lain seperti akan menciptakan rasa kepedulian kepada anak. Hasilnya, ketika dewasa kelak, si anak akan peduli terhadap sesamanya dan terus berbagi.
2. Mengelola Pengeluaran
Selanjutnya, ajarkan si anak menghabiskan uang pengeluarannya dengan baik. Bagi anak yang masih di bawah umur, hal ini agak terasa sulit. Namun, bagi anak yang usianya memasuki usia remaja tentu akan lebih mudah diajarkan.
Beritahu secara baik-baik membeli pakaian, makanan, aktivitas hiburan membutuhkan uang. Oleh sebab itu, anak sebisa mungkin membiasakan diri mengelola keuangan dengan baik.
3.Tidak Berutang
Utang merupakan masalah selanjutnya yang sering menjadi penyakit dalam keuangan. Mudah sekali berutang, namun sulit sekali ketika mengembalikan. Apalagi di era kartu kredit seperti ini. Anda bisa mendapatkan segala hal yang Anda inginkan secara instan.
Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, untuk membayar tagihan tersebut saja masih belum bisa. Parahnya lagi, budaya berutang untuk membayar kuliah atau membeli mobil pun semakin marak. Dampaknya, ketika lulus si mahasiswa malah terbebani dengan utang yang menumpuk.
4. Ajari Bersyukur
Kebanyakan anak memiliki kecenderungan tidak bisa mengingat sesuatu yang dia dapat. Namun selalu ingat dengan sesuatu yang tidak dia dapat. Intinya, si anak melupakan apa yang ada di hadapannya, namun mengingat jelas segala sesuatu yang diinginkannya.
Agar Anda memiliki kebiasaan bersyukur, maka ada baiknya Anda mengajarkan anak dengan cara mengajaknya ke tempat wisata. Di sana, si anak akan meminta banyak hal, entah itu mainan, makanan, atau bahkan wahana permainan.
Turuti saja apa kemauannya. Sesampainya di rumah ingatkan apa-apa saja yang sudah ia dapatkan sepanjang hari. Lalu, apabila dia menginginkan sesuatu lagi, maka buat si anak agar mau belajar menahan diri.
5. Hindari Mengikuti Kemauan
Anak-anak selalu berpikir, apapun yang diinginkan harus langsung didapatkan. Cara untuk mendapatkannya pun sangat mudah, yaitu tinggal meminta kepada orang tua. Hal ini akan berakibat panjang. Anak menjadi tidak peka dengan konsep proses. Dia hanya berfokus pada hasil saja.
Bila hal ini terus berlanjut, maka anak memiliki kecenderungan tidak bisa berusaha dan bekerja keras. Lebih parahnya, dalam konteks pekerjaan, anak cenderung meminta kenaikan gaji. Padahal, dirinya tidak berbuat sesuatu terlebih dahulu untuk mendapatkan apresiasi tersebut.
bila inin tau lebih dala tentang ini bisa klik disini
5. Hindari Mengikuti Kemauan
Anak-anak selalu berpikir, apapun yang diinginkan harus langsung didapatkan. Cara untuk mendapatkannya pun sangat mudah, yaitu tinggal meminta kepada orang tua. Hal ini akan berakibat panjang. Anak menjadi tidak peka dengan konsep proses. Dia hanya berfokus pada hasil saja.
Bila hal ini terus berlanjut, maka anak memiliki kecenderungan tidak bisa berusaha dan bekerja keras. Lebih parahnya, dalam konteks pekerjaan, anak cenderung meminta kenaikan gaji. Padahal, dirinya tidak berbuat sesuatu terlebih dahulu untuk mendapatkan apresiasi tersebut.
bila inin tau lebih dala tentang ini bisa klik disini
Playgroup Tk Tadika Puri
Daftar Isi [Tutup]
0 Komentar
Posting Komentar