Cara Menghadapi Kenakalan Anak Usia 2 Tahun

Berbagi :

Bagian1
Melakukan Segala Sesuatunya dengan Cara yang Benar

  1. 1
    Mulailah mengajarkan perilaku baik sesegera mungkin. Anda harus mulai mengajarkan respons terhadap rangsangan dan perilaku yang baik dan sehat sedini mungkin. Ketika Anda melihat mereka mengembangkan perilaku buruk, jangan biarkan perilaku itu lepas atau menganggapnya sebagai sesuatu yang akan berlalu. Katakan bahwa apa yang mereka lakukan salah dan kemudian tunjukkan cara bersikap yang lebih baik.
    • Anda juga perlu mencontohkan perilaku baik dalam upaya membantu anak belajar. Ketika mereka melihat Anda melakukan sesuatu yang “nakal”, izinkan mereka "menghukum" Anda selama beberapa menit.
  2. 2
    Hadiahi anak karena berperilaku baik. Ketika anak melakukan sesuatu dengan baik atau benar, Anda harus menghadiahi perilaku tersebut. Ini disebut dorongan positif dan akan mengajarkan anak untuk mengasosiasikan bahwa sesuatu yang baik terjadi dengan berperilaku baik. Jika Anda fokus untuk benar-benar menggunakan umpan balik semacam ini setiap waktu, anak Anda akan jauh lebih condong pada perilaku baik.
    • Dorongan positif juga tidak perlu berupa sebutir permen (walaupun Anda boleh melakukannya sesekali). Dorongan positif bisa berupa pelukan, tidur dengan Anda, atau memainkan permainan favoritnya bersama Anda.
  3. 3
    Tetapkan batasan dan patuhi dengan tegas. Kenakalan anak berusia 2 tahun adalah tahap normal perkembangan anak yang berpusat di sekitar menguji batasan dan mencari tahu cara untuk mandiri. Penting sekali memanfaatkan masa ini untuk menetapkan batasan untuk anak dan mengajari mereka bahwa batasan itu tegas. Jika Anda tidak melakukan hal ini, maka anak kemungkinan akan memiliki masalah perilaku selama beberapa tahun. Anak harus tahu bahwa bila Anda mengatakan tidak atau menyuruh mereka melakukan sesuatu, Anda benar-benar serius. Negosiasi berarti akan lebih banyak penyanggahan.
    • Sebagai contoh, katakanlah Anda memperbolehkan Jon makan penganan penutup setelah menghabiskan semua makanannya. Sekarang, dia hampir menghabiskan makanannya kecuali mungkin satu atau dua gigit lagi (mungkin sayur?). Anda tidak boleh berkompromi di sini dan memberinya penganan penutup karena ia akan mencoba hal ini lagi dan lain kali hanya sedikit yang dihabiskan.
    • Contoh lain adalah waktu tidur. Misalnya Anda memiliki peraturan bahwa Sara harus membaca sendiri sampai tidur jam 19:30, tepat setelah makan malam dan menggosok gigi. Ia tidak boleh terganggu oleh mainan baru yang dibelikan nenek dan mengganggu rutinitasnya yang biasa. Mainan tersebut bisa menunggu sampai pagi hari, bahkan bila itu berarti ia mengamuk sekarang.
  4. 4
    Ajari anak untuk mengekspresikan perasaannya dengan kata-kata. Salah satu alasan kenapa balita berperilaku begitu buruk pada tahap hidupnya saat ini adalah karena mereka merasakan banyak hal yang tidak tahu harus diproses atau dikomunikasikan seperti apa. Bayangkan Anda merasakan sesuatu yang benar-benar membuat Anda sangat jengkel namun Anda tidak tahu cara memperbaikinya dan tidak ada orang untuk diajak bicara. Anda juga akan marah-marah! Jika Anda memberi anak cara untuk mengomunikasikan perasaan mereka dan menanyakan apa yang mereka inginkan, mereka akan bisa mengatasi perasaan kuat itu dengan lebih baik.
    • Ajari kata-kata untuk masalah yang paling umum dan dorong mereka untuk mengatakan bila ingin sesuatu. “Apa kamu haus? Kamu lapar? Bisakah kamu bilang ‘lapar’?”
    • Salah satu penerapan baru adalah mengajari anak bahasa isyarat sedini mungkin. Bahkan bayi yang kecil sekalipun bisa mempelajari “isyarat bayi”, yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi bila lapar, lelah, atau ingin bermain. Bahkan untuk balita, kata-kata merupakan hal baru dan kadang menakutkan. Bahasa tubuh akan lebih alami serta mudah dipelajari dan dapat memperbaiki masalah perilaku secara signifikan.
  5. 5
    Beri mereka rasa untuk memilih dan berkuasa. Sering kali ketika balita mengamuk, reaksi tersebut karena mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Ini adalah aspek lain dari keinginan normal untuk belajar mandiri. Mereka harus memiliki pilihan dan membuat pilihan itu, karena ini akan membantu mereka tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan kapabel. Akan tetapi, pilihan mereka tidak selalu baik atau berguna. Cari cara dan waktu yang tepat bagi mereka untuk membuat pilihan, sehingga mereka merasa seolah memiliki kendali dalam hidup (walaupun sebenarnya tidak).
    • Sebagai contoh, ketika mereka berpakaian di pagi hari, suruh mereka memilih di antara dua atau tiga baju yang Anda ambil. Tetaplah pada pilihan yang telah Anda berikan. Mereka akan memilih baju apa yang mereka inginkan dan Anda berdua bisa menyelesaikan diskusi itu tanpa air mata.
  6. 6
    Biarkan anak Anda mengalami konsekuensi. Salah satu hal paling penting yang bisa Anda lakukan untuk anak pada usia ini adalah membiarkan mereka mengalami konsekuensi. Bila mereka tidak mengalami konsekuensi di usia dini, akan sulit bagi mereka untuk menyadari bahwa konsekuensi merupakan bagian normal dari hidup. Dengan membiarkan mereka memahami sebab dan akibat, Anda akan menanamkan keterampilan pengambilan keputusan yang lebih baik untuk seumur hidup.
    • Sebagai contoh, anak Anda tidak mau memakai sepatu dan jaket sebelum keluar rumah di hari bersalju, biarkan saja ia keluar. Ia akan terjebak di dalam mobil menuju penitipan anak dengan kedinginan dan kaki yang basah, kemudian ia akan segera belajar bahwa memakai sepatu adalah ide yang lebih cerdas dan tidak akan ada lagi keributan di pagi hari karena jaket dan sepatu.
    • Contoh lain adalah bila anak memainkan permainan terbaik bernama "menjatuhkan mangkuk dari atas meja". Daripada membentak mereka dan membersihkan kekacauan itu, buat mereka yang membersihkannya setiap kali melemparkan makanan. Mereka akan dengan mudah memutuskan bahwa permainan itu sama sekali tidak menyenangkan.
  7. 7
    Biarkan mereka menangis. Memang berat rasanya mendengar anak menangis tetapi sedikit tangisan sesungguhnya baik untuk mereka, khususnya bila mereka berpura-pura (bagian biasa dari kenakalannya). Balita sebenarnya sedang mengembangkan kemampuan untuk menenangkan diri: kemampuan krusial bahkan untuk orang dewasa. Ketika mereka kewalahan oleh emosi dan Anda langsung membuat mereka merasa lebih baik, mereka tidak belajar cara menyelesaikan emosi itu sendiri. Dengan membiarkan mereka menangis sebentar, mereka bisa mulai mempelajari cara untuk membuat perasaan mereka lebih baik.
    • Misalnya, jika mereka tidak suka warna mangkuk yang Anda gunakan untuk menyajikan makan malam dan kemudian mereka mulai menangis, abaikan saja. Biarkan mereka menangis. Setel musik atau mulailah bernyanyi sendiri untuk meredam teriakan dan menunjukkan pada mereka bahwa Anda tidak terganggu. Ketika mereka sudah mulai tenang, arahkan mereka pada aktivitas atau makanan baru (seperti segelas susu) untuk membantu mereka mempelajari bahwa hidup terus berlanjut.
    • Akan tetapi, bila anak menangis karena mereka takut atau sakit, Anda tentu harus menenangkan mereka dan menunjukkan bahwa semua baik-baik saja karena ada ibu di sini.

  8. Playgroup Tk Tadika Puri

      

Daftar Isi [Tutup]

    Lebih baru
    Lebih lama

    0 Komentar

    Posting Komentar