Gejala Cerebral Palsy pada Balita

Berbagi :

Waspadai Gejala Cerebral Palsy pada Balita



Cerebral palsy (CP) adalah kelainan motorik pada anak yang pada usia balita, terutama usia 2-3 tahun akibat gejala sisa suatu penyakit infeksi otak yang serius, trauma fisik, atau kekurangan oksigen berat ke otak.

Cerebral palsy (CP) adalah sekelompok kelainan motorik non-progresif dengan gambaran klinis dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu, dapat timbul sekunder akibat lesi atau anomali otak yang terjadi pada tahap awal perkembangan otak. Waspadai gejala cerebral palsy pada Balita dan cara menanganinya

Faktor Penyebab Cerebral Palsy
Sekitar 35-50% si Kecil yang menderita CP disertai dengan gejala kejang dan beberapa level keterbelakangan mental. Mereka juga memiliki masalah ketidakmampuan belajar serta masalah lain seperti pengelihatan, pendengaran, bicara, dan/atau bahasa.1
Penyebab CP secara spesifik adalah masalah pada bagian otak yang bertanggung jawab mengontrol gerak motorik. Kondisi ini terjadi bila otak berkembang secara tidak normal atau mengalami kerusakan pada sebelum (prenatal), selama (perinatal), atau sesaat setelah lahir (neonatal).2
Cerebral palsy sering terjadi pada usia balita, terutama usia 2-3 tahun. Cerebral palsy yang terjadi pada usia ini sering merupakan gejala sisa suatu penyakit infeksi otak yang serius, trauma fisik, atau kekurangan oksigen berat ke otak.2,3

Gejala Cerebral Palsy
Gejala dari CP umumnya terlihat pada tiga tahun pertama kehidupan si Kecil. Gejala utama CP antara lain :
  • Kekakuan otot (spastic)
  • Kelemahan otot (flaccid)
  • Postur atau gerakan tubuh yang tidak terkontrol
  • Masalah keseimbangan dan koordinasi
Gejala-gejala ini dapat mempengaruhi area yang berbeda pada tubuh dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda pada setiap anak CP.2 Berdasarkan kelainan pergerakan, kekuatan otot, dan adanya pergerakan involunter, CP dibagi menjadi empat tipe, yaitu tipe spastik, diskinetik, ataksik, dan campuran.
Penanganan Cerebral Palsy
Pengkajian tumbuh kembang si Kecil perlu dilakukan secara berkala oleh dokter spesialis anak.. Pengkajian tersebut meliputi riwayat penyakit, tumbuh kembang, serta pemeriksaan fisik yang meliputi postur tubuh, pergerakan, kekuatan otot, dan reflex fisiologis serta patologis. Beberapa pemeriksaanyang dapat dilakukan untuk penegakkan diagnosis CP antara lain:
- MRI,
- CT-scan,
- ultrasonografi,
- pemeriksaan aktivitas listrik otak (EEG),
- pemeriksaan aktivitas otot dan fungsi saraf perifer (EMG),
- serta pemeriksaan darah.5
Cerebral palsy tidak dapat disembuhkan. Terapi ditujukan untuk meringankan gejala, mengoptimalkan penderita agar dapat semandiri mungkin dalam aktivitas kesehariannya, serta mendapatkan tumbuh kembang seoptimal mungkin. Terapi yang diberikan untuk penderita CP diantaranya fisioterapi, terapi okupasi, serta obat-obatan untuk mengurangi kekakuan otot bila diperlukan. Pada beberapa kasus terapi pembedahan mungkin diperlukan.2, 6
Penanganan CP harus dilakukan secara komprehensif yang meliputi suatu tim gabungan yang terdiri dari dokter spesialis anak, dokter spesialis rehabilitasi medis, fisioterapis, dokter spesialis gizi, dan tenaga profesional dengan keahlian lainnya sesuai kebutuhan masing-masih penderita CP. Tenaga profesional lainnya ini misalnya fisioterapis bicara, guru khusus, dokter spesialis bedah, psikolog,

Komplikasi dari cerebral palsy
Masalah pada otak yang menyebabkan CP tidak memburuk sesuai usia (non-progresif). Namun, penderita CP akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan, dan emosional.7 Masalah yang sering terjadi antara lain nyeri, cepat lelah, lemah, hal ini terutama berkaitan dengan ketidaknormalan otot, tulang, serta postur penderita CP.7 Fisioterapi dan alat bantu diperlukan untuk membantu menyelesaikan masalah ini.7

Penanganan cerebral palsy di rumah
Anggota keluarga sangat berperan dalam terapi CP dengan mengetahui keadaan si Kecil seperti berkonsultasi dengan ahli-ahli sesuai dengan kebutuhan si Kecil, mengenal si Kecil lebih dekat, serta mendampingi dan memberi dukungan secara emosional. Selain itu, setiap anggota keluarga juga  perlu memperhatikan kondisinya sendiri seperti harus tidur cukup, makan teratur, olahraga, sehingga dapat kuat secara fisik dan emosional sehingga dapat mendampingi anak CP dengan baik. Saling menolong dan saling menguatkan antar sesama anggota keluarga sangat diperlukan. 8
Pendampingan keluarga dalam keseharian si Kecil sangat diperlukan mulai dari belajar merawat diri sampai membangun kepercayaan diri si Kecil dengan CP.  Keluarga sangat dibutuhkan untuk membangun kepercayaan diri si Kecil agar dapat belajar apa yang dapat dilakukan secara mandiri sesuai dengan kondisinya.8


Daftar Isi [Tutup]

    Lebih baru
    Lebih lama

    0 Komentar

    Posting Komentar