Kenali Lebih Lengkap Seputar Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Pada Balita

Berbagi :

Kenali Lebih Lengkap Seputar Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Pada Balita



Common cold adalah radang pada jaringan hidung dan tenggorokan akibat Rhinovirus. Balita dapat menderita common cold sebanyak 6-8 kali dalam setahun.

Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) atau common cold  merupakan salah satu penyakit pada bayi yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.   Di Indonesia, dari data yang diperoleh di Pulo Gadung Jakarta, dari 40,7% balita yang menderita keluhan saluran pernafasan hampir seluruhnya (97,6%) menderita ISPA tanpa komplikasi2. Gejala yang paling sering dijumpai adalah pilek dan batuk kering. Kenali lebih lengkap seputar infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) pada balita
Faktor Penyebab ISPA
Penyebab ISPA adalah infeksi virus yang menyebabkan radang pada jaringan di hidung dan tenggorokan.1,3,4 Rhinovirus merupakan etiologi terbanyak dari sekitar 200 jenis virus yang dapat menyebabkan ISPA. Beberapa jenis virus lain yang menjadi penyebab adalah Coronavirus, Repiratory Syncytial Virus (RSV), Human Metapneumonia Virus dan Parainfluenza Virus.5,6,7 ISPA umumnya tidak berbahaya kecuali jika menyerang si Kecil yang baru lahir. Si Kecil dapat menderita ISPA sebanyak 6-8 kali dalam setahun dan meningkat jika ia dititipkan di tempat penitipan anak atau sekolah.1 Angka kejadian ISPA ini akan berkurang seiring pertambahan usia.5
Penyebaran virus penyebab ISPA ini adalah melalui partikel-partikel di cairan saluran pernafasan akibat bersin atau batuk dari orang yang sedang menderita ISPA dan kontak langsung pada hidung dari tangan yang bersentuhan dengan partikel pernafasan tersebut.7
Gejala ISPA timbul 1 hingga 3 hari sesudah kontak dengan virus. Tenggorokan gatal dan tidak nyaman merupakan gejala pertama yang dapat ditemukan pada anak, kemudian diikuti dengan hidung mampet dan keluarnya cairan ingus bening yang encer. Gejala tenggorokan akan menghilang dalam 1-2 hari, kemudian gejala akan diikuti oleh keluhan di hidung disertai batuk, baik berdahak maupun kering.5 Pada Balita, gejala pada hidung ini akan sangat dominan, sehingga mengganggu tidur. Gejala demam juga sering dijumpai pada si Kecil dengan gangguan ISPA5. Keluhan ISPA umumnya berlangsung selama 7-10 hari, namun gejala batuk dan keluar cairan ingus dapat bertahan hingga 2 minggu 5,6.  Perubahan warna cairan ingus menjadi pekat dan berwarna kekuningan atau kehijauan biasa terjadi dan bukan merupakan tanda infeksi bakteri.
Dalam mengobati  ISPA, sebaiknya  Ibu berhati-hati memberikan obat-obatan pada si Kecil.Sering dijumpai kejadian efek samping penggunaan obat batuk yang dijual bebas2,7.  Obat-obatan untuk mengatasi gejala ISPA pada orang dewasa dapat menimbulkan masalah bagi si Kecil.2,7
Penggunaan balsam atau vapor rubdi dada dan leher dapat meningkatkan kualitas tidur si Kecil dengan gejala ISPA. Madu dapat mengurangi produksi dahak dan mengurangi frekuensi batuk. Penggunaan madu pada si Kecil dibawah usia setahun menyebabkan botulism, yaitu infeksi berat yang menyebabkan gagal nafas.4,7     
Pencegahan ISPAmerupakan hal yang penting untuk Ibu ketahui. Imunisasi Influenza yang diberikan setiap tahun merupakan salah satu cara memutuskan episode penyakit ISPApada anak yang disebabkan virus influenza.  Kegiatan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah memegang benda yang berisiko terpapar virus, serta tidak mengusap hidung dengan tangan merupakan salah satu cara mencegah penularan ISPA melalui kontak langsung.7
demikian artikel ini untuk lebih jelasnyh bisa klik disini

           

Daftar Isi [Tutup]

    Lebih baru
    Lebih lama

    0 Komentar

    Posting Komentar