[Tanpa judul]

Berbagi :

4 Bahaya yang Mengintai di balik 'Anak Baik' Kebanggaan Orangtua



Anak baik' sering dianggap sebagai anak penurut yang selalu membuat orangtuanya bangga. Namun, anak yang normal sebenarnya tak selalu tampak baik lho.

Pernahkah Parents merasa bahwa anak Anda adalah anak baik yang berprestasi di sekolah, selalu menurut apa kata orangtua, disiplin, menaati peraturan, dan tampak sempurna? Jika iya, maka Anda harus tahu bahaya yang diam-diam mengintai saat ia terus menerus memperlihatkan dirinya sebagai ‘anak baik’.
Anak yang perkembangan psikologisnya normal akan menunjukkan sikap memberontak karena itu adalah mekanisme otomatis yang ia miliki saat tidak ingin melakukan apa yang memang tidak ia inginkan. Namun, bagaimana dengan anak penurut di depan orangtua dan orang-orang di sekitarnya?

1. Kurang berpengalaman

‘Anak baik’ tak akan memiliki pengalaman soal bagaimana caranya menghadapi orang yang kecewa dengan apa yang ia lakukan. Karena ia selalu melakukan hal yang sesuai dengan ekspektasi orang-orang sekitarnya.
Anak perlu merasakan berbagai emosi. Kecewa, sedih, marah, iri, melawan, dan sebagainya. Sekalipun beberapa hal mungkin termasuk sikap buruk, namun anak jadi lebih bisa mengenal perasaannya sendiri dan dihadapkan pada situasi yang membuatnya mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Selain itu, jika menemukan solusi yang tepat, ia akan menjadi seseorang yang secara emosional cerdas. Pengalaman akan kekecewaan, ketidaksempurnaan, dan lainnya juga akan membuat anak jadi lebih bijak.

2. Mati rasa

Orangtua yang perfectionist biasanya mengatur agar anaknya dapat menjadi anak baik terutama di depan orang lain. Tuntutan untuk menahan ekspresi dan emosi akan membuat seorang anak jadi tak mengenali perasaan dirinya sendiri dan cenderung mati rasa.
Ia akan bingung mengekspresikan sesuatu ketika tidak ada instruksi tentang apa yang harus ia lakukan. Karena hidup dengan penuh aturan, ia juga bisa jadi orang kaku yang selalu bingung harus bersikap apa karena selama ini sikapnya selalu normatif.

3. Menyimpan terlalu banyak rahasia

Karena terbiasa untuk tampil sebagai anak baik yang selalu memenuhi ekspektasi orang lain, maka ia akan menjadi penuh rahasia. Ia akan tahu bagaimana menjaga nama baik, mengatakan hal yang tidak menyinggung hati orang lain, menghilangkan kecurigaan, dan menepis kabar yang tak baik.
Namun, karena lihai menyembunyikan jati diri ini, ia bisa melakukan apapun yang tidak diketahui oleh orang lain. Bukankah sudah sering ada kasus di mana secara tak terduga pelakunya adalah orang yang tampak jadi orang baik dan patuh hukum?

4. Saat dewasa, ia akan punya masalah dengan seks

Book of Life mencatat bahwa anak baik-baik akan memiliki masalah seputar seks saat dewasa nanti. Karena dipandang sebagai anak baik, maka ia akan dianggap memiliki kepolosan sekaligus kesucian yang harus ia jaga dengan ketat.
Sesungguhnya, mengenalkan seputar pergaulan seksual dan alat reproduksi padanya akan membuat si anak baik jadi lebih terproteksi dengan pengaruh buruk dari kehidupan seksual remaja. Paduan rasa penasaran, kepentingan untuk menjaga nama baik, dan tidak ada teman bicara akan membuat ‘anak baik’ bingung dan bisa melakukan hal tak terduga.
Demikian artikel ini untuk info lebih lanjut bisa klik disini
#anaksehat#hidupsehat#perkembangananak#pertumbuhananak

Playgroup Tk Tadika Puri
  




Daftar Isi [Tutup]

    Lebih baru
    Lebih lama

    0 Komentar

    Posting Komentar