7 Cara Berbakti Kepada Orang Tua Yang Sudah Meninggal

Berbagi :




Berikut beberapa Cara Berbakti Kepada Orang Tua Yang Sudah Meninggal :
1. Mendoakan keduanya
Hal ini senada dengan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh.” (HR. Muslim, no. 1631)
Dari hadits di atas jelas disebutkan bahwa salah satu dari tiga perkara yang tidak putus adalah “do’a anak sholeh”. Itu artinya kita masih bisa berdo’a untuk kebaikan orang tua kita. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita selalu mendo’akan orang tua meskipun mereka sudah meninggal. Tentunya do’a yang kita panjatkan adalah do’a yang baik-baik bagi mereka.
2. Memohonkan ampunan untuk keduanya
Hal ini sesuai dengan sebuah hadits qudsi, yaitu hadist Rasulullah SAW yang datangnya langsung dari firman Allah SWT (tetapi bukan al Qur’an), yang berbunyi:
“ ….. diangkat derajat seorang yang sudah mati, kemudian berkata, “Ya Rabb, apa (penyebab) ini?”, kemudian Allah menjawab, “anakmu memohonkan ampun untukmu”.
Dari hadits qudsi di atas dapat kita telaah bahwa derajat orang tua yang sudah meninggal akan diangkat apabila kita memohonkan ampun baginya kepada Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai anak yang ingin berbakti kepada orang tua sudah sepatutnya kita untuk memohonkan ampun bagi orang tua kita yang sudah meninggal kepada Allah SWT.
3. Melunasi semua hutang keduanya
Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tua, membantu melunasi hutang adalah kewajiban bagi kita di saat orang tua masih hidup meskipun terkadang mereka menolak bantuan kita. Namun apabila orang tua sudah meninggal, maka kewajiban tersebut berubah menjadi sebuah tanggung jawab yang harus dipenuhi. Hal ini sesuai hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:
“Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Ruh seorang yang beriman tergantung dengan hutangnya, sampai dilunasi hutangnya”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6779)
Dari hadits di atas dapat kita telaah bahwa ruh seseorang yang sudah meninggal tergantung pada hutangnya sampai hutangnya lunas. Oleh karena itu, kita sebagai anak yang ingin berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal adalah dengan cara membayar hutang-hutang mereka yang belum terlunasi agar ruh mereka bisa tenang dan diterima di sisi-Nya. Dalam hal pembayaran hutang ini sebenarnya pihak keluarga lainnya boleh saja membantu untuk melunasinya. Kalaupun nanti terasa berat, percayalah bahwa Allah SWT pasti akan membantu setiap orang yang berhutang untuk melunasinya. Dengan catatan kita tidak pernah menyerah untuk selalu berusaha dan berdo’a kepada-Nya.Sebagai tambahan jikalau kita merupakan pihak yang dihutangi, maka sudah sepatutnya kita untuk memberikan kelonggaran waktu dalam melunasi hutang tersebut.
4. Menuntaskan nadzar, kafarat, wasiat, dan janji yang belum terpenuhi.
Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:
“Dari Ibnu Abbas, sesungguhnya seorang wanita dari Juhainah datang kepada Nabi SAW, lalu dia berkata, “Sesungguhnya ibu saya telah bernazar melakukan haji, dia meninggal sebelum melaksanakan nadzar hajinya. Apakah boleh melakukan haji menggantikannya?” Nabi menjawab, “Lakukan haji untuknya”. (HR. Bukhari)
Dari hadits di atas diketahui bahwa seorang anak memiliki kewajiban untuk melunasi atau menuntaskan nadzar orang tuanya yang sudah meninggal. Begitu pun dengan kita, apabila orang tua kita sudah meninggal, maka kita wajib menuntaskan nadzar yang belum dipenuhinya sebagai tanda bakti kita kepada mereka. Meskipun dalam hadits hanya disebutkan nadzar saja, tetapi sebenarnya bukan hanya itu saja yang harus kita tuntaskan. Adapun beberapa hal selain nadzar yang harus kita tuntaskan untuk orang tua kita apabila belum terpenuhi sampai mereka meninggal, yaitu kafarat (denda), wasiat, dan janji. Jadi intinya adalah kita bisa berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal dengan cara menuntaskan nadzar, kafarat, wasiat, dan janji mereka yang belum terpenuhi
5. Menjaga silaturahmi serta menghormati keluarga orang tua yang sudah meninggal
Salah satu cara lain untuk berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal adalah menjaga silaturahmi dengan keluarga, kerabat, dan sahabat (teman) keduanya serta menghormati mereka semua. Hal ini sesuai dengan beberapa hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:
“Sesungguhnya suatu hal yang paling berbakti ialah silaturahim seorang anak kepada kerabat yang mencintai Ayahnya”. (HR. Muslim)
“Sesungguhnya Ibu dari Sa’ad bin Ubadah radliyallahu ‘anhu meninggal dunia, sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sampingnya. Kemudian Sa’ad mengatakan, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal sedangkan aku pada saat itu tidak berasa di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?”. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Iya, bermanfaat”. Kemudian Sa’ad mengatakan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, “Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya”. (HR. Bukhari)
Dari kedua hadits di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa cara berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal adalah menyambung silaturahmi kepada keluarga, kerabat, dan sahabat (teman) keduanya. Tentunya kita juga harus menaruh rasa hormat kepada mereka semua seperti kita menghormati kedua orang tua kita. Ditambah lagi, sedekah yang kita khususnya kepada orang tua yang sudah meninggal hukumnya adalah boleh dan aku mendatangkan manfaat juga bagi mereka.
6. Berziarah ke makam (kubur) keduanya
Salah satu cara lain lagi yang bisa dilakukan oleh kita untuk berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal adalah berziarah ke makam mereka. Beberapa hal yang bisa kita lakukan ketika berziarah ke makam orang tua yang sudah meninggal selain mendo’akan dan membacakan Al Qur’an (yasin), yaitu membersihkan dan merawat kondisi makam seperti menyapu, mencabut rumput-rumput liar yang mengganggu, dan memperbagus makam. Namun yang utama tentu adalah mendo’akan dan membacakan ayat-ayat Al Qur’an bagi keduanya.
7. Menjadi anak yang sholeh
Cara terakhir inilah yang merupakan inti dari 6 poin yang telah disebutkan dan dijelaskan di atas. Mengapa demikian? Karena apabila kita merupakan anak yang sholeh, maka sudah dapat dipastikan bahwa kita akan melakukan semua (6 poin) yang telah disebutkan dan dijelaskan di atas. Anak yang sholeh pasti akan mengetahui apa kewajibannya terhadap orang tua, yaitu berbakti.

Playgroup Tk Tadika Puri

  

Daftar Isi [Tutup]

    Lebih baru
    Lebih lama