Alergi Makanan Pada Balita: Memperkenalkan Makanan Baru Untuk Diet Alergi
Alergi Makanan Pada Balita: Memperkenalkan Makanan Baru Untuk Diet Alergi
Alergi makanan merupakan salah satu hal umum yang dialami oleh balita. Ibu harus cermat dalam memperkenalkan makanan baru sebagai diet alergi pada si Kecil. Diet alergi tidak hanya bertujuan menghilangkan menu makanan yang berpotensi sebagai pemicu (alergen), tetapi juga tetap menjaga konsumsi nutrisi yang dibutuhkan untuk proses tumbuh kembang si Kecil. Ketahui cara memperkenalkan makanan baru untuk si Kecil
Alergi Makanan Pada Balita
Alergi makanan terjadi pada 8% dari populasi balita, dan sepertiga dari jumlah tersebut mengalami alergi pada susu sapi. Pada kasus lainnya, alergi terjadi akibat kontak dengan zat alergen seperti protein telur, gluten, kedelai, kacang, makanan laut dan buah - buahan yang tidak biasa dikonsumsi. Bagi si Kecil yang sudah memiliki masalah dengan alergi makanan, hal tersebut dapat mengarah pada reaksi gejala penyakit lainnya, seperti Rinitis dan Asma.
Alergi makanan dapat dilihat pada masalah pencernaan seperti sakit perut, diare, muntah, rasa panas pada mulut, pembekakan pada lidah atau bibir, gejala kulit seperti gatal - gatal, eksim, hingga masalah pernafasan seperti batuk, sesak nafas, dan bersin - bersin. Jika si Kecil diduga memiliki alergi makanan, segera konsultasikan kepada dokter terkait diagnosis yang tepat dan sesuai.
Prinsip Dasar Memperkenalkan Makanan Baru Untuk Diet Alergi
Terkait dengan risiko alergi pada makanan, berikut prinsip - prinsip yang sederhana untuk memperkenalan makanan baru pada diet alergi si Kecil:
- Hidangkan satu jenis makanan dan tunggu beberapa hari (2-3 hari). Pada minggu berikutnya, Ibu dapat menghidangkan dua hingga tiga makanan baru. Jika terjadi reaksi yang tidak biasa, salah satu makanan baru tersebut telah memicu gejala alergi. Ibu dapat mengganti makanan tersebut dan dapat mencobanya lain kali dengan lebih berhati - hati.
- Ibu disarankan untuk terlebih dahulu memasak (rebus, kukus) makanan sebelum dikonsumsi si Kecil.
- Pengenalan makanan baru sebaiknya dilakukan di rumah atau di tempat yang memiliki akses mudah menuju rumah sakit. Jangan lakukan pengenalan makanan di tempat yang sulit terjangkau bantuan medis.
- Urutkan pilihan makanan dari yang sedikit mengandung alergi, hingga perlahan-lahan menuju jenis makanan yang paling berpotensimenjadi alergen. Ibu dapat memberikan takaran kecil terlebih dahulu. Jika si Kecil tidak menunjukan reaksi apapun, Ibu dapat menambah takarannya.
#pertumbuhan#penyebabPotensi Alergi pada MakananJika terdapat makanan yang mengandung potensi alergen, Ibu dapat memilahnya menggunakan skema khusus untuk mengetahui makanan mana yang aman untuk diberikan.Jenis Makanan yang Berpotensi memicu Alergi:
- Sereal yang mengandung gluten (dalam kasus alergi gluten): gandum, barley, gandum hitam, oat
- Susu: sapi liar, kambing, domba dan produk yang mengandung susu.
- Telur dan produk yang mengandung telur.
- Sayuran: seledri, tomat, paprika, asparagus, bawang
- Buah: buah jeruk, stroberi, gooseberry, kismis, raspberry, blackberry
- Kacang: semua jenis kacang (terutama kacang, hazelnut, walnut, pistacio)
- Ikan: semua jenis ikan termasuk makanan laut segar
- Kedelai: susu kedelai dan kacang - kacangan lainnya
- Pemanis: madu
- Rempah - rempah: kayu manis, pala, kari
- Makanan yang mengandung penguat rasa, pewarna dan pengawet
Makanan yang Menyebabkan Alergi
- Makanan yang secara alami mengandung gluten: beras, jagung, gandum, milet
- Sayuran: kentang, wortel, timun jepang, bayam, labu, lobak, terong, brokoli, kubis Brussel, kembang kol,patizon, kale, mentimun.
- Buah: pisang, melon, semangka, anggur, buah dimasak (apel, pir, persik, aprikot, ceri, plum)
- Daging: kalkun, daging sapi muda, daging sapi, domba, babi
Alergi makanan pada si Kecil dapat Ibu perhatikan dengan cara yang sederhana. Ibu dapat memulai untuk memilah makanan menggunakan skema makanan yang berpotensi alergi dan menyebabkan alergi. Kebiasaan memperkenalkan makanan baru pada si Kecil dapat dilakukan secara bertahap dan perlahan agar si Kecil mampu beradaptasi dengan baik. Dengan skema perkenalan bertahap tersebut, Ibu akan memberikan kebiasaan baru bagi si Kecil untuk dapat belajar menghilangkan alergi pada makanan.Demikian artikel ini untuk info lebih lanjut bisa klik disini
Daftar Isi [Tutup]
0 Komentar
Posting Komentar