Kenali Penyakit Cacar Air Pada Balita dan Cara Menanggulanginya

Berbagi :

Kenali Penyakit Cacar Air Pada Balita dan Cara Menanggulanginya



Cacar air, varicella terbanyak mengenai usia 5-9 tahun dan menular melalui percikan saluran nafas dan kontak langsung dengan cairan dari vesikel cacar air.

Cacar air, yang dikenal juga dengan nama varicella dan chicken pox, merupakan salah satu penyakit yang sangat mudah menular. Varisela dapat mengenai semua kelompok umur, 90% kasus mengenai anak dibawah umur 10 tahun dan terbanyak pada umur 5-9 tahun. Kenali penyakit cacat air pada balita dan cara menanggulanginya

Penyebab Utama Cacar Air
Sebelum diberlakukan vaksin pada tahun 1995, cacar air merupakan infeksi paling umum yang terjadi pada anak-anak, di mana hampir semua pernah terinfeksi sebelum usia 15 tahun dan menyisakan hanya 5% dari populasi yang masih mungkin terinfeksi. Di negara tropis seperti Indonesia, cacar air biasa terjadi di bulan terdingin atau terpanas.Cacar air merupakan penyakit infeksi serius dengan berbagai komplikasi yang dapat menyebabkan kematian, khususnya pada bayi, si Kecil dengan kondisi gangguan pertahanan tubuh, bahkan orang dewasa.1
Cacar air merupakan bentuk pertama dari infeksi Varicella Zoster Virus (VZV). Setelah terinfeksi, virus ini akan tetap berdiam diri di dalam sistem saraf pusat. Virus ini umumnya menyerang si Kecil dengan kondisi gangguan pertahanan tubuh. Penularan cacar air sangat mudah. Jalur utamanya adalah melalui percikan saluran nafas. Cara lain adalah dengan adanya kontak langsung dengan cairan dari vesikel (benjolan berisikan cairan jernih) pada pasien yang menderita cacar air.1,3  Gejala akan timbul rata-rata 14-16 hari sesudah infeksi3, walau jangka waktunya bisa mencapai 10-21 hari setelah paparan.1,3

Gejala dan Tanda Cacar Air Pada Si Kecil
Pada kasus cacar air yang menyerang si Kecil, umumnya diawali dengan gejala demam 1-3 hari. Si kecil tidak nafsu makan, nyeri kepala dan kadang nyeri perut selama 24 hingga 48 jam sebelum muncul gejala klinis di kulit. Pada si Kecil dengan kondisi yang sehat, manifestasi klinis cacar air umumnya bersifat ringan, dapat sembuh sendiri, dan jarang menimbulkan penyakit yang serius. Gejala khas dari cacar air ada pada gejala klinis yang tampak pada kulit si Kecil. Gejala di mana lesi kulit tidak muncul pada anak. Gejala kulit adalah gejala paling awal yang timbul.3 Awalnya, ditemukan kemerahan yang sangat gatal pada kepala, kulit kepala dan tubuh.1,3 Kemudian akan timbul benjolan kecil dengan ukuran 2-4 milimeter3 sebelum berubah berisikan cairan jernih yang rapuh (vesikel).4 Gambaran kulit ini umumnya dominan di wajah dan batang tubuh, lebih sedikit di kaki dan tangan.1,3,4 Gejala kulit ini umumnya akan bertahan 8-10 hari3 dan akan timbul  banyak lesi baru sampai gejala membaik. Vesikel kemudian akan mengering atau pecah spontan sebelum mengering. Gambaran ini bahkan dapat dijumpai di mulut dan tenggorokan.
Komplikasi Penyakit Cacar Air
Cacar air umumnya dapat sembuh dengan baik, namun dapat dijumpai beberapa komplikasi. Infeksi kulit oleh bakteri merupakan komplikasi yang sering menyebabkan si Kecil perlu dirawat. Selain itu, pneumonia (radang paru) juga dapat memperberat cacar air. Gangguan pada sistem saraf pusat seperti encephalitis, perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan kejang dan koma.3 Komplikasi berat umumnya ditemukan pada si Kecil dengan gangguan imunitas tingkat sel dan si Kecil yang sedang menjalani kemoterapi kanker.

Pengobatan Cacar Air
Pengobatan cacar air bersifat simtomatik seperti pemberian calamine lotionlokal pada lesi kulit, untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan kompres dingin, mandi secara teratur atau pemberian antihistamin. Dalam praktek sehari-hari, masih banyak dokter yang memberikan asiklovir oral sebagai terapi cacar air pada si Kecil yang sehat walaupun sampai saat ini masih  kontroversial. Pemberian asiklovir dalam 24 jam pertama timbulnya ruam, secara signifikan dapat mengurangi lamanya demam, memperpendek masa sakit, mengurangi jumlah lesi, tapi tidak mengurangi komplikasi cacar air.Namun asiklovir tidak dianjurkan diberikan secara rutin pada anak yang menderita cacar air tanpa penyulit, karena ada pendapat bahwa kemungkinan terjadinya resistensi terhadap asiklovir dan menganggu imunitas serta masalah biaya yang mahal. American Academy of Pediatrics merekomendasikan pemberian asiklovir per oral pada kelompok dengan risiko tinggi terkena varisela berat atau penyulitnya seperti pasien sehat dan tidak hamil (usia di atas 13 tahun), si Kecil di atas usia 12 bulan dengan penyakit kulit kronis atau kelainan paru atau menerima terapi salisilat jangka panjang, pengobatan jangka pendek, intermiten atau inhalasi kortikosteroid. Sedangkan asiklovir intravena direkomendasikan pada kategori imunokompromais (termasuk yang menerima terapi kortikosteroid dosis tinggi) dan kasus varisela dengan penyulit

Vaksinasi Cacar Air
Mengigat cacar air merupakan penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan vaksinasi, maka Ibu perlu memberikan vaksin ini sesegera mungkin sesuai jadwal. Hanya dengan satu kali vaksin, 97% si Kecil usia 12 bulan-12 tahun dapat mengembangkan pertahanan tubuh melawan infeksi, dengan sebuah studi di Jepang menyatakan bahwa adanya pertahanan 7-10 tahun sesudah vaksinasi.3 Pada penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada pemberlakuan vaksin 1 dosis untuk cacar air, ditemukan penurunan kematian sebanyak 88% akibat cacar air dan komplikasinya.5 Ditemukan juga penurunan angka rawat di rumah sakit pada anak akibat cacar air semenjak diberlakukannya program vaksinasi di Amerika Serikat.6 Ikatan Dokter Anak Indonesia menyarankan 1 dosis vaksinasi cacar air diberikan setelah si Kecil berusia 12 bulan, paling baik diberikan sebelum masuk sekolah sampai usia 12 tahun. Bila vaksinasi diberikan di atas 12 tahun, perlu diberikan dua dosis vaksin cacar air dengan jarak 4 minggu.7
Demikian arttikel ini semoga bermanfaat atau bisa klik disini

Daftar Isi [Tutup]

    Lebih baru
    Lebih lama

    0 Komentar

    Posting Komentar