Waspadai Risiko Kanker Pada Balita
Waspadai Risiko Kanker Pada Balita
Lima jenis kanker yang paling sering menyerang anak-anak meliputi leukimia limfoblastik akut, tumor otak, neuroblastoma, nefroblastoma dan limfoma non-Hodgkin.
Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian pada balita. Etiologi, lokasi dan prognosis kanker pada balita sangat berbeda dari orang dewasa2. Waspadai gejala dan faktor risiko terjadinya kanker pada balita dari Tim Ahli Nutriclub.
Faktor Risiko Penyebab Kanker
Sebagian besar riset menyimpulkan etiologi kanker pada si Kecil adalah interaksi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan. Faktor risiko genetik penyebab kanker pada si Kecil antara lain neurofibromatosistipe 1, down syndrome, dan ras tertentu. Sedangkan faktor risiko lingkungan adalah paparan radiasi, paparan zat kimia, infeksi virus dan defisiensi imun. Berikut adalah 5 jenis kanker paling sering terjadi pada si Kecil:
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Leukemia jenis limfoblastik akut merupakan kanker darah yang paling sering (77%) ditemukan pada Si Kecil dan sepertiga dari seluruh kasus kanker pada anak3.
Si Kecil yang berusia 2-4 tahun dan berjenis kelamin laki-laki merupakan populasi yang paling berisiko menderita LLA4. Gejala yang sering dijumpai pada si Kecil yang terindikasi LLA yaitu:
- Demam,
- anemia,
- mudah terkena infeksi,
- perdarahan atau memar,
- perut membesar,
- nyeri tulang atau sendi,
- pembesaran kelenjar getah bening
- penurunan berat badan.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien LLA adalah pemeriksaan fisik dan darah, aspirasi sumsum tulang dan biopsi, pungsi lumbal, biopsi kelenjar getah bening dan pemeriksaan radiologi.
Tumor Otak
Tumor otak merupakan jenis kanker kedua paling sering terjadi pada si Keci dan berkontribusi sekitar 27% dari seluruh kanker pada anak. Insidensnya lebih tinggi pada si Kecil berusia kurang dari 7 tahun. Faktor keturunan dan kelainan bawaan serta riwayat paparan radiasi di daerah kepala meningkatkan risiko tumor otak. Ada banyak jenis tumor otak dengan pengobatan dan prognosis yang berbeda-beda. Tanda dan gejala yang ditimbulkan pun bervariasi, tergantung dari lokasi dan jenis tumor serta usia si Kecil, namun secara umum dapat dijumpai adanya muntah-muntah, sakit kepala, kejang, penurunan kesadaran dan masalah dalam keseimbangan, penglihatan dan bicara. Evaluasi lanjutan harus dilakukan pada si Kecil yang diduga menderita penyakit ini dengan menggali riwayat lengkap penyakit, pemeriksaan fisik termasuk mata dan neuroimaging dengan MRI.4,7
Neuroblastoma
Neuroblastoma berasal dari sel saraf imatur pada si Kecil. Kanker saraf ini sering berasal dari kelenjar adrenal. Insidens neuroblastoma pada si Kecil sekitar 8% dan menempati urutan ketiga kanker anak dengan rata-rata usia 2-5 tahun Riwayat keluarga serupa hanya ditemukan pada 1-2 persen kasus. Paparan bahan kimiawi dapat meningkatkan risiko kanker. Tanda dan gejala neuroblastoma sangat bervariasi, tergantung lokasi tumor dan perluasan penyakit. Beberapa diantaranya seperti nyeri akibat distensi perut dan perluasan ke tulang, gagal tumbuh, memar di sekitar mata, benjolan di bawah kulit (blueberry appearance), hipertensi, diare dan gangguan berjalan. Neuroblastoma dapat dideteksi dengan fotorontgenpolos, CT atau MRI dan penanda tumor vanillylmandelic acid (VMA).
Wilms Tumor/ Nefroblastoma
Tumor wilms merupakan kanker ginjal yang tersering pada si Kecil dengan insidens sekitar 6% dari seluruh kanker pada anak. Umumnya ditemukan pada si Kecil usia 2-5 tahun dan mungkin berhubungan dengan kelainan bawaan terutama pada saluran kemih. Biasanya muncul sebagai benjolan di perut dengan ukuran bervariasi, licin, keras dan sering melewati garis tengah tubuh disertai nyeri perut dan muntah, kencing berdarah, hipertensi dan anemia.
Jika ditemukan benjolan pada perut maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan fisik lengkap dan pemeriksaan darah, fungsi hati dan ginjal dan pemeriksaan radiologi (foto rontgen perut, USG dan CT / MRI).4,10
Limfoma Non-Hodgkin(LNH)
LNH menyerang sel imun "limfosit" dan jarang ditemukan pada si Kecil berusia kurang dari 3 tahun. Kebanyakan pasien dengan LNH tidak memiliki faktor resiko genetik atau paparan lingkungan yang jelas. Gejala LNH bergantung pada ukuran dan lokasinya. Secara umum manifestasi klinisnya berupa pembesaran kelenjar getah bening yang tidak nyeri di leher, ketiak atau selangkangan, demam dan disertai penurunan berat badan.
Pemeriksaan darah lengkap, aspirasi sumsum tulang dan biopsi, pungsi lumbal dan pemeriksaan radiologi, sebaiknya dilakukan untuk menegakkan diagnosis LNH. Deteksi dini gejala kanker sangat diperlukan untuk mengurangi komplikasi dan meningkatkan prognosis kesembuhan pasien
Daftar Isi [Tutup]
0 Komentar
Posting Komentar